Kamis, 06 September 2012

Modernisasi OSPEK

(Bagi anda yang membaca dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman ke depannya)


Mengenai adanya isu peniadaan system pengkaderan (evaluasi) kepada mahasiswa baru oleh kakak angkatannya. 

Ass.wr.wb.

 Sistem evaluasi ini saya pikir tidak hanya berdampak pendek terhadap masa2 di dunia perkuliahan saja, lebih panjangnya dapat menentukan sikap kita nantinya saat kita menjadi alumni dan terjun ke luar.

Menurut saya, salah satu faktor yg dpt menentukan “kemakmuran”/ke-oke-an suatu jurusan adalah alumninya. Alumni bisa nyumbang ini itu ke jurusan. Contoh peran alumni lain misalkan alumni dari daerah Jakarta yg menyediakan tumpangan untuk tinggal sementara atau memberi pekerjaan untuk adik angkatannya misalnya untuk bisa ikut kerja dulu dengan mereka. Tentunya kepedulian alumni yang sedemikian tidak muncul begitu saja tanpa didasari rasa ikatan yg kuat terhadap jurusan dan orang-orang di dalamnya entah itu dari tahun angkatan berapa. Menurut pandangan saya, ikatan itu lahir saat pertama kali seorang alumni tersebut kenal dengan teman sejurusannya, kenal dengan kakak dan adik angkatannya, kenal dengan civitas akademi di jurusannya. Bagaimana seorang tersebut yg nantinya akan menjadi alumni, dapat lebih dahulu mencintai atau setidaknya seburuk-buruknya adalaah mengenal dengan dalam jurusannya yang nantinya akan menimbulkan bekas/kesan menyenangkan di perjalanan kuliahnya.

Maka dari itu perkenalan saya sebut sebagai slh satu kunci penting untuk membuka link di dunia setelah perkuliahan nantinya, selain untuk membuat kita dapat berpikir secara social bagaimana kita nantinya berkomunikasi dengan dunia luar, tidak melulu soal analisa berpikir dan berpikir. Sayangnya saya lihat dari masyarakat sekitar selama ini, sikap kita yang tidak mau serius sebelum kita mendapat teguran, termasuk dalam hal ini berkenalan. Terlihat dari sikap maba selama ini yg cenderung pasif, hanya menyapa ‘’Selamat siang, sore’’ Dan sejenisnya. Maklum memang karena menurut saya mahasiswa yg memilih jurusan ini mungkin sebelumnya mengandalkan kemampuan analisa dimana jurusan ini cocok untuk tipe2 orang seperti itu. Buruknya, Jika tidak ada dorongan,teguran untuk berkenalan, mungkin kita tidak kenal satu sama lain atau hanya orang tertentu saja yg mudah dalam bergaul yg nantinya dpt membuka jendela linknya. Yang nantinya mungkin juga dpt berdampak kita tidak bisa mengenal orang2 yg selama ini ada di sekitar kita dalam dunia perkuliahan. Bahkan, teman seangkatan kita mungkin kita tidak kenal. Okelah kalau salah seorang dari kita ahli dalam bergaul dapat kenalan dengan nyaman sana sini. Tapi tujuan kita berkuliah disini garis besarnya adalah sama. Menjadi lebih baik melalui jurusan ini. Etiskah kita jika bersikap “ah terserah lo, ini jalan gue. Kalo gue kenal banyak orang itu manfaat buat gue. Lo urus dirimu sendiri”?
 Coba anda jadi orang yg terkunci potensinya, saklek dll.

 Jd gambarannya, input kita berbeda2 tapi melalui proses ini kita akan menghasilkan output yang sama2 baik. Di mana dengan output yg baik orang tentu dapat menilai proses itu baik. Sukses semua ke depannya. Bukan kah akan menyenangkan jika suatu tujuan dari setiap kita dan teman2 berkuliah disini akan tercapai?

Karena hal tersebut saya rasa perlulah evaluasi (kaderisasi) selama di kuliah itu ada setidaknya saat awal2 menjadi maba agar kita ke depannya dpt menjalankan peran sebagai mahasiswa, yang berbeda dengan sekolah. Dan menurut saya, kaderisasi di jurusan ini sudah bagus meskipun tentunya ada kekurangan2 yg terdapat di dalamnya. Buktinya dari dalam sendiri system seperti ini dapat dipertahankan dan eksis sampai kini dan dari luar pun tidak terdengar berita2 buruk mengenai system kader di jurusan ini tidak seperti jurusan teknik2 lain. Dan selama tahun saya maba kemarin saya rasa system pengkaderan jurusan ini yg paling lancar pelaksanaanya dibanding teknik2 lain (disini saya menggunakan teknik sebagai perbandingan tentunya). Evaluasi yg dilakukanpun bersifat menuntun, bukan memaksa yang dimana jika kita dapat tertuntun tentunya niat akan dating dari dalam diri kita sendiri tidak seperti saat kita dipaksa. Namun pasti bukannya tidak terdapat kekurangan. Dan dari kekurangan itu saya rasa tidaklah perlu kita merubah 180derajat system yg sudah berjalan, dengan menghilangkan evaluasi. Bukan tidak mungkin dengan merubah system kita malah semakin melenceng dari tujuan sistem yang tentunya untuk mendekati kebaikan dan kesempurnaan dalam system.

 Salah satu jalan untuk memperbaikinya adalah dengan mengembangkan system itu dimana perbaikan2 itu dilaksanakan demi menggapai tujuan bersama kita yang tentu kita menginginkan yang terbaik untuk jurusan ini. Mungkin kita dapat menambahkan syarat2 dilaksanakannya evaluasi misal dalam perkembangannya kini dilarang kontak fisik, tidak melebihi jam 18.00 dan sebagainya dapat ditambahkan mungkin sesuai ide dari lainnya. Dan tentu saya berharap semua pihak yang terlibat dapat melaksanakan tugas sesuai peraturan yang telah disepakati secara optimal, utamanya eksekutor2 evaluasi (kaderisasi). Bukan, merubah tapi terkesan tidak merubah.

 Analoginya kita seperti telah menanam pohon yang telah berbuah manis (system yg selama ini dijalankan) akan tetapi pohon tersebut diserang tikus dan hama (dimana hal itu adalah kekurangan2 sistem). Untuk menghilangkan tikus dan hama2 itu, kita harus melakukan usaha2 (dimana itu adalah perbaikan system). Saya rasa kurang tepat jika tujuan kita adalah untuk menghilangkan tikus dan hama2 itu, tindakan yg kita lakukan adalah malah memotong pohon itu.

Sekian terimakasih telah membaca tulisan saya. Maaf kalo jadi nyambung kemana-mana. Mungkin bagi anda ada anggapan ini sekedar omong kosong. Tapi mungkin segala sesuatu dapat dimulai dari kosong. Tulisan tersebut hanyalah pandangan saya sepenuhnya. Jika ada yang baik datangnya dari Allah dan jika ada kekurangan itu dari saya, mohon maaf dan harap dimaklumi.

 Wass.wr.wb

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India